KabarJagad.Com Kumpulan Berita dan Informasi Terbaru dari berbagai sumber yang terpercaya
Ziarah Kubur dalam Islam: Anjuran, Hikmah, dan Waktu Pelaksanaannya
Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bahwa ziarah secara bahasa berarti kunjungan, yang tidak hanya terbatas pada mengunjungi orang yang telah wafat, tetapi juga bisa diterapkan pada orang yang masih hidup. Namun, dalam konteks ini, ziarah kubur dimaknai sebagai kunjungan ke makam untuk mendoakan mereka yang telah berpulang.
Menurut UAH, Rasulullah SAW awalnya melarang ziarah kubur di masa awal Islam karena pada saat itu iman umat masih lemah dan tradisi meratap berlebihan atas kematian sangat kuat. Setelah iman umat semakin kokoh dan bisa membedakan antara tradisi dan ajaran tauhid, larangan tersebut dicabut dan ziarah kubur dianjurkan.
Adab dalam ziarah kubur meliputi memberi salam kepada ahli kubur dan mendoakan mereka. UAH menegaskan bahwa ziarah kubur bertujuan mengingatkan umat pada kematian dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, beliau juga mengingatkan agar tidak melakukan hal yang dilarang seperti meminta sesuatu kepada penghuni kubur, karena doa hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Pandangan Ustadz Abdul Somad (UAS) tentang Ziarah Kubur
Ustadz Abdul Somad (UAS) menambahkan bahwa Rasulullah SAW sendiri melakukan ziarah kubur ke makam sahabat di Uhud menjelang wafatnya. Ini menunjukkan bahwa ziarah kubur adalah sunnah yang dianjurkan, didukung oleh hadis qauli (perkataan) dan fi’li (perbuatan).
Tradisi ziarah kubur sering dilakukan menjelang bulan Ramadhan dan pagi Idulfitri. Menurut Syekh Athiyah Saqr dalam kitab Fatawa Al Azhar, tidak ada waktu khusus untuk ziarah kubur, sehingga umat Islam bebas melakukannya kapan saja.
UAS menegaskan bahwa ziarah menjelang Ramadhan memiliki makna mendalam karena mengingatkan umat pada kematian dan mendorong mereka untuk memperbaiki ibadah seakan-akan Ramadhan tersebut adalah yang terakhir.
